Dolar AS Masih Lemah, Tapi Pergerakan Mata Uang Lainnya Juga Tak Seberapa.

shape image

Dolar AS Masih Lemah, Tapi Pergerakan Mata Uang Lainnya Juga Tak Seberapa.

 

Dolar AS melemah pada Jumat (24/12) pagi di Asia dan investor beralih ke aset berisiko karena kekhawatiran akan keganasan varian omicron COVID-19 terus mereda.

Index Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,02% di 96,035 pukul 11.10 WIB menurut data Investing.com.

USDJPY turun tipis 0,05% ke 114,32, di mana kabinet Jepang menyetujui rekor anggaran awal untuk tahun yang dimulai pada April 2022. Menurut Kementerian Keuangan negara tersebut, Jepang merencanakan belanja keseluruhan JPY107,6 triliun yen ($941,26 miliar) untuk tahun yang berakhir Maret 2023, meningkat sebesar 0,9% dari anggaran awal tahun berjalan.

Sementara itu, data yang dirilis sebelumnya menunjukkanindeks harga konsumen inti Jepang tumbuh sebesar 0,5% tahun ke tahun di bulan November.

AUDUSD turun tipis 0,16% ke 0,7231

NZDUSD turun tipis 0,16% ke 0,6813.

GBPUSD naik tipis 0,02% di 1,3407.

Volume tipis menjelang liburan, di mana pasar AS ditutup dan pasar lainnya, seperti Hong Kong, mengakhiri hari perdagangan lebih awal.

Investor menyambut baik persetujuan penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) AS untuk pil COVID-19 Molnupiravir, Merck & Co . Inc.'s pada hari Kamis.

Sebuah penelitian di Inggris yang mengatakan infeksi omicron cenderung menyebabkan rawat inap juga meningkatkan sentimen. Namun, penelitian tersebut menambahkan bahwa varian tersebut mungkin masih menghasilkan sejumlah besar kasus serius karena efek daya menularnya.

Sementara itu, sebuah penelitian laboratorium menunjukkan bahwa dua dosis dan satu booster vaksin Sinovac Biotech Ltd. tidak menghasilkan tingkat antibodi penetralisir yang cukup untuk melindungi dari omicron.

Di tempat lain di Asia Pasifik, pihak berwenang mengunci kota Xi'an di China barat, langkah terbesar sejak pandemi dimulai pada awal 2020. 13 juta penduduk kota itu diminta untuk tetap di rumahnya dan menunjuk satu orang untuk keluar setiap hari lain untuk mendapatkan kebutuhan, dalam upaya mengendalikan wabah COVID-19 terbaru di China.