Ancaman Omicron Gak Mempan, Dollar AS Melemah Terhadap Lawannya.
Dolar Amerika Serikat turun pada Selasa (07/12) meski kekhawatiran terhadap varian omicron COVID-19 mulai surut.
Indes Dollar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,11% di 96,227 pada pukul 14.05 WITA menurut data Investing.com.
Pasangan USDJPY masih naik 0,19% di 113,68.
Pasangan AUDUSD menguat 0,47% di 0,7082 setelah RBA mempertahankan suku bunganya tidak berubah sebesar 0,10% sebelumnya.
Pasangan NZDUSD naik 0,16% ke 0,6767.
Pasangan GBPUSD naik 0,17% ke 1,3287 pukul 14.11 WITA.
"Meskipun masih ada banyak ketidakpastian atas dampak kesehatan dan ekonomi dari Omicron, investor telah menerima berita dari Afrika Selatan yang menunjukkan peningkatan dalam jumlah infeksi Omicron belum diikuti oleh gelombang besar angka pasien rawat inap," papar ahli strategi NAB Rodrigo Catril kepada Reuters.
Ntsakisi Maluleke, spesialis kesehatan masyarakat di Provinsi Gauteng Afrika Selatan, mengatakan selama akhir pekan bahwa pasien dengan omicron hanya menunjukkan gejala ringan.
Reserve Bank of India akan menurunkan keputusan kebijakannya pada hari Rabu. FED, ECB, dan BOE akan mengumumkan keputusan kebijakan pada minggu berikutnya.
Meskipun Reserve Bank of New Zealand menaikkan suku bunga menjadi 0,75% di bulan November, beberapa investor mengatakan bahwa langkah tersebut buruk untuk pertumbuhan.
"Sepertinya pasar lelah dengan berita baik Selandia Baru, dan kurang bersedia untuk menghargai mata uang menuju suku bunga yang lebih tinggi," sebut analis ANZ Bank dalam catatan.
“Mereka biasanya menandakan pertumbuhan yang kuat, tetapi di dunia yang terbatas pasokannya, tingkat yang lebih tinggi mungkin merupakan sinyal pertumbuhan yang lebih lambat yang akan datang. Tingkat kas tertinggi Selandia Baru, dan ekspektasi kenaikan suku bunga yang akan datang, tentu saja tidak membantu dolar Selandia Baru.”