Analisa Minggu I November: OIL

shape image

Analisa Minggu I November: OIL

 

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex sempat tertekan turun ke $82.31 pada hari Kamis minggu lalu, karena naiknya inventori minyak mentah WTI AS.

Inventori minyak mentah komersial AS naik sebanyak 4.3 juta barel pada minggu yang berakhir tanggal 22 Oktober, menurut laporan mingguan yang dipublikasikan oleh Energy Information AS (EIA).

Angka 4.3 juta barel ini muncul jauh lebih besar daripada yang diperkirakan pasar dengan kenaikan sebanyak 1.9 juta barel.

Penurunan harga minyak mentah WTI sempat tertahan dan berbalik naik karena melemahnya dollar AS setelah keluarnya laporan GDP AS.

USD tertekan dan sempat turun ke 93.50 dengan laporan GDP AS kuartal ke 3 yang mengecewakan.

Keluarnya laporan GDP AS yang buruk dan jatuh ke kubu kebijakan moneter AS yang bersifat dovish, yang menginginkan Federal Reserve menunda melakukan “tapering” atas stimulus kebijakan moneternya, mengakibatkan melemahnya dollar AS.

GDP AS kuartal ke 3 muncul di 2.0% dibandingkan dengan yang diperkirakan di 2.8% YoY dan pada kuartal ke 2 di 6.7%.

Namun indeks dollar AS berhasil berbalik naik ke 94.138 setelah keluarnya Core PCE Price Index yang memvalidasi ekspektasi akan dilakukannya kebijakan pengetatan lebih cepat oleh the Fed yang mendorong naik yields treasury AS ke atas 1.60% dan pada gilirannya mendorong naik USD, ditengah memburuknya sentimen pasar.

data PCE price index yang diamati dengan ketat, dilaporkan naik 5.3% dibandingkan dengan kenaikan 6.5% pada kuartal ke 2.

Naiknya kembali dollar AS dan sentimen pasar yang risk-off menekan kembali harga minyak mentah WTI dan diperdagangkan di sekitar $82.60.

“Support” terdekat menunggu di $82.17 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $80.63 dan kemudian $79.75. “Resistance” yang terdekat menunggu di $83.89 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $84.58 dan kemudian $85.46.

Sumber: Vibiznews