Dolar AS Menguat, Berada Di Level Tertinggi Dalam Sebulan Belakangan

shape image

Dolar AS Menguat, Berada Di Level Tertinggi Dalam Sebulan Belakangan

 


Dolar AS menguat ke level tinggi satu tahun. Optimisme pasar terhadap pengumuman tapering The Fed dan lonjakan yield obligasi US Treasury masih menjadi latar belakang utama. Selain itu, kekhawatiran terhadap lonjakan harga energi juga memicu para investor untuk mencari safe haven dari Greenback. Saat berita ini ditulis pada Selasa (12/Oktober) malam, Indeks Dolar AS (DXY) naik 0.16% ke 94.51, level tertinggi sejak akhir September 2020.

Bostic The Fed Dukung Tapering

November The Fed diperkirakan kuat tak akan mundur dari rencana pengurangan pembelian obligasinya mulai November mendatang. Hal tersebut diutarakan oleh Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, dalam wawancara dengan Financial Times hari ini. Menurutnya, penurunan drastis dalam data ketenagakerjaan baru-baru ini semestinya tak akan menghentikan The Fed untuk mengurangi stimulus. Kondisi pasar tenaga kerja AS sudah cukup untuk memungkinkan bank sentral melakukan tapering terhadap program pembelian obligasi senilai $120 miliar.

Kenaikan Yield Obligasi AS Dan Harga Komoditas

Selain pernyataan hawkish pejabat The Fed tersebut, kenaikan yield obligasi US Treasury turut mendongkrak Dolar AS. Yield obligasi 10-tahunan AS kembali menyentuh 1.60%, setelah level tersebut terakhir tercapai pada bulan Mei lalu. Penguatan yield ini membuat Dolar AS unggul versus Yen Jepang.

Di sisi lain, kenaikan harga komoditas mencetuskan aksi penghindaran risiko dan menopang posisi Dolar AS sebagai safe haven. Harga minyak dilaporkan naik ke level tinggi tiga tahun seiring dengan naiknya permintaan pasca pandemi. Tingginya permintaan dan terbatasnya sumber energi membuat harga minyak naik dan menimbulkan krisis bahan bakar di sejumlah negara.

Sumber: seputarforex.com